CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »
suGENG raWuh dumatHEng my blogger

Kamis, 24 Juli 2008

Istilah "television" merupakan gabungan dari dua kata, "tele" dan "vision". Dalam bahasa Yunani "tele" artinya jauh (far) dan "vision" artinya melihat (to see). Jadi "television" dapat diartikan "melihat dari jauh" (seeing from a distance). Dalam bahasa teknologi informasi, television selanjutnya kita sebut televisi - artinya "sistem pengiriman/ penerimaaan gambar bergerak". Dalam televisi, seperti halnya radio sinyal gambar (video) dipancarkan ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnet (Gb 1). Namun demikian ada perbedaan mendasar antara televisi dengan radio. Dalam sistem radio getaran bunyi / suara diubah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah ke dalam bentuk gerakan mekanis oleh loudspeaker sehingga dapat didengar.

Pada sistem televisi terang gelapnya gambar diuabah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah dke dalam bentuk berkas cahaya sehingga dapat dilihat.

Sistem pengiriman/ penerimaan

Pada sistem radio kita hanya berurusan dengan satu sinyal yaitu sinyal audio berupa percakapan, musik dan bunyi-bunyi lainnya. Sedangkan pada sistem televisi situasinya lebih "rumit". Untuk memancarkan sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio) dalam waktu bersamaan (synchronize) dibutuhkan sejumlah sinyal terpisah.

Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.


Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.

Pada penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar tabung gambar (CRT).

Pada gambar, seksi suara (audio) tidak disertakan untuk penyederhanaan

Scanning (Peny

apuan)

Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning sebagai berikut. Di dalam camera gambar difokuskan pada suatu bidang peka chaya. Bayangan gambar ini mengakibatkan timbulnya muatan listrik sesuai terang-gelapnya gambar. Pola muatan listrik ini discan oleh suatu berkas elektron yang bergerak horisontal dan vertikal dalam frekuensi tertentu oleh sinc generator (Gb.2). Indonesia menggunakan standar frekuensi horisontal 15750 sapuan (lines) /detik, frekuensi vertikal 50 gambar (frames)/detik.

Ketika berkas elektron menscan bagian terang gambar sejumlah arus

listrik mengalir melalui output camera. Ketika berkas elektron menscan bagian gambar yang kurang terang, hanya sedikit arus listrik yang timbul. Dan ketika berkas elektron menscan bagian gelap gambar, tidak ada arus listrik yang mengalir (Gb.3).


Gambar televisi (television picture)

Pada dasarnya televisi adalah suatu sistem reproduksi gambar diam (still

picture). Namun gambar-gambar itu disajikan secara cepat dan berurut (sequential) maka gambar itu seolah hidup. Jadi televisi adalah ilusi.


Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.

Pada penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar tabung gambar (CRT).

Pada gambar

, seksi suara (audio) tidak disertakan untuk penyederhana

an

Scanning (Penyapuan)

Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning sebagai berikut. Di dalam camera gambar difokuskan pada suatu bidang peka chaya. Bayangan gambar ini mengakibatkan

timbulnya muatan listrik sesuai terang-gelapnya gambar. Pola muatan

listrik ini discan oleh suatu berkas elektron yang bergerak horisontal dan vertikal dalam frekuensi tertentu oleh sinc generator (Gb.2). Indonesia menggunakan standar frekuensi horisontal 15750 sapuan (lines) /detik, frekuensi vertikal 50 gambar (frames)/detik.

Ketika berkas elektron menscan bagian terang gambar sejumlah arus listrik mengalir melalui output camera. Ketika berkas elektron menscan bagian gambar yang kura

ng terang, hanya sedikit arus listrik yang timbul. Dan ketika berkas elektron menscan bagian gelap gambar, tidak ada arus listrik yang mengalir (Gb.3).


Gambar televisi (television picture)

Pada dasarnya televisi adalah suatu sistem reproduksi gambar diam (still picture). Namun gambar-gambar itu disajikan secara cepat dan berurut (sequential) maka gambar itu seolah hidup. Jadi televisi adalah ilusi.

Suatu gambar, apakah gambar dari koran, majalah, buku dsb. Jika diperbesar (dimensi-nya) akan tampak seperti sekumpulan titik-titik (dots). Semakin diperbesar semakin lebar jarak antar titik satu dengan lainnya. Dalam sistem televisi titik-titik itu, setelah diubah dalam bentuk sinyal-sinyal listrik, dipancarkan sat per satu sampai selesai satu gambar. Gambar berikutnya dipancarkan den gan cara yang sama. Pada penerima titik-titik itu disusun kembali seperti gambar aslinya.

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa semakin besar ukuran layar televisi semakin menurun ketajamannya.

Proses pewarnaan

Camera televisi berwarna mempunyai tiga tabung (tube) masing-masing untuk warna merah, hijau dan biru. Begitu pula layar tabung warna mempunyai ribuan phospor warna merah, hijau dan biru untuk mereprod

uksi warna merah,

hijau, biru dan warna-warna lain hasil kombinasi ketiga warna tadi. Hasilnya kita dapat melihat gambar berwarna yang sama seperti yang ditangkap oleh camera.

Pada tabung gambar terdapat tiga penembak elektron masing-masing untuk phospor merah, hijau dan biru. Jika elektron yang ditembakkan menumbuk phospor bersangkutan maka phospor itu akan berpendar (bercahaya). Untuk menjamin tiap penembak hanya menembak pada satu phospor warna maka sebelum layar dipasang kisi berlubang. Dengan penyetelan yang benar maka penembak merah hanya menembak warnanya masing-masing.


Penerima TV berwarna (color receiver)

Gambar di samping menunjukkan blok diagram pesawat penerima televisi berwana (color receiver). Kotak-kotak abu-abu adalah diagram penerima televisi monocrome / hitam-putih. Sedangkan kotak-kotak putih adalah circuit pewarna. Oleh sebab itu ada yang menamai tv berwarna dengan "televisi yang diwarnai" karena circuit utamanya adalah hitam-putih. Circuit pewarna hanya bekerja/aktif jika ada sinyal warna yang dikirim dari pemancar televisi. Tanpa ada informasi warna gambar yang muncul berupa hitam-putih /monocrome.

Dengan memaha

mi blok diagram ini maka kita dapat melokalisir kerusakan yang terjadi. Misalnya jika gangguan terjadi pada susunan warna maka kerusakan terjadi pada circuit pewarna. Apabila gangguan terjadi pada bentuk atau susunan gambar maka kerusakan terjadi pada circuit hitam-putih.

Antena

Secara sederhana antena adalah seutas kawat atau konduktor yang dapat menyerap listrik induksi dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun televisi. Untuk memperoleh sinyal yang kuat diperlukan antena yang tepat. Namun kita tidak perlu menghitung-hitung berapa panjang antena yang tepat sebab mudah diperoleh di pasaran dengan harga bervariasi sesuai kwalitas antena bersangakutan.

Pesawat peneri

ma televisi membutuhkan antena yang baik agar reproduksi gambar yang dihasilkan jelas, bersih tanpa bintik-bintik maupun bayangan (ghost) . Selain itu cara menempatkan antena juga berpengaruh terhadap kwalitas penerimaaan. Dalam praktik tempatkan antena setinggi mungkin jika jarak antara stasiun TV dengan pesawat penerima relatif jauh, misalnya stasiun TV berada di Jakarta sedang pesawat penerima berada di Sukabumi.

Bayangan gambar (ghosts)

Sepertti halnya gelombang bunyi, gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun TV juga bersifat dapat dipantulkan benda-benda padat seperti logam, batu, temb

ok, batang pohon dan jenis benda padat lainnya. Bila pesawat penerima TV berada di lingkungan gedung-gedung tinggi maka gelombang TV yang dipantulkan oleh tembok-tembok gedung itu akan diterima pula oleh pesawat penerima TV itu disamping gelombang aslinya.




Antena TV di rumah menerima dua sinyal masing-masing sinyal asli AC dan sinyal pantul ABC. Karena sinyal pantul ABC lebih panjang dari sinyal asli maka sinyal pantul datang setelah sinyal asli. Akibatnya gambar yang terlihat pada layar TV menjadi berbayang (ghosts). Biasanya berada di sebelah kanan gambar asli. Untuk menghilangkan gangguan itu putar-putarlah antena sampai bayangannya hilang.



Tata letak televisi (placement)

Kenyamanan menonton tayangan televisi sudah barang tentu tergantung pada banyak hal seperti kualitas TV itu sendiri, ukurannya, dan cara meletakkannya di dalam rumah. Cara meletakkan TV di dalam rumah juga dipengaruhi beberapa faktor seperti ukuran kamar/ruang, susunan lampu penerangan, fasilitas anterna.

Di bawah ini ada beberapa pedoman :

  • Hindari layar televisi dari cahaya langsung seperti cahaya matahari dari jendela
  • Hindari menonton televisi dalam ruang temaram.
  • Hindari menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat. Jarak aman sekitar 7 x ukuran layar.
  • Untuk ukuran kamar 3 x 3 M televisi 14 inc sudah cukup

Pedoman di atas selain untuk kenyamanan juga untuk menghindari akibat buruk pengaruh radiasi yang dikeluarkan oleh tabung gambar.

Merk (brand)

Sejak ditemukannya sampai hari ini teknologi TV terus berkembang dari tahun ke tahun. Para produsen berlomba melakukan berbagai inovasi untuk masing-masing produknya bagi kepuasan konsumen. Namun secara umum inovasi yang diterapkan tidak jauh berbeda antara satu merk dengan merk lainnya karena hukum dagang tetap berlaku, artinya barang bagus duitnyapun "bagus". Jadi sesuaikan selera dengan isi kantong.

Ada banyak merk televisi yang sudah begitu familiar bagi konsumen Indonesia, namun tak sedikit merk-merk baru yang beredar di pasaran dengan penawaran harga yang cukup murah. "Teliti sebelum membeli" barangkali cara ampuh ketika anda menghadapi berbagai pilihan. Untuk merk baru misalnya, yakini jaminan purna jualnya ( aftersales) benar-benar "terjamin" bukan sekedar trik , sehingga ketika tv anda rusak anda tahu kemana anda harus mengadu.


DIKUTIP DARI : e-dukasi.net



PROSES KERJA PESAWAT TV


Bagaimanakah Televisi Bekerja?

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.


Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, juga membawa suara ?

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

  1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
  2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
  3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:

  1. NTSC (National Television System Committee)
  2. PAL (Phases Alternating Line)
  3. SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
  4. PALB

NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

Sistem Televisi Dasar di Dunia

STANDAR TV DUNIA DAN HDTV

HDTV ,  STANDARISASI
                                     DAN  PENYELENGGARAANNYA

  HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya
  masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal
 dekade ini.  Secara singkat sejarah perkembangan  HDTV dimulai oleh
 Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI 
-nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa 
sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor
 yang harus diperhitungkan. 
               Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini  akan menjadi standar 
televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang 
sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh  meramalkan bahwa pasar
dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun
2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah
dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga
bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
               Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar,
yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan 
sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ?  
 
Sebelumnya marilah kita simak dulu pengertian dasar dari HDTV dan 
prasarat idealnya.
 
Apa itu HDTV ?
 
               HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi 
bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar 
(resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm)
 dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk).  Dalam hal
 ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran
 yang sangat penting.  Diharapkan juga  bahwa nantinya bisa melayani
 multi-bahasa dan multi media.
 
               Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga 
sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan 
beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), 
pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima.    
 
Sistem Siaran  Ideal
Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional 
maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria  antara lain 
sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada 
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)
 
Kompetisi Standar
 
               Disamping aspek pasar yang menggiurkan,  dalam sistem penyele-
nggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang 
budaya, sosial  politik sampai pada pertahanan. Karena itu 
negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan 
itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). 
               Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan inter-
nasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran),  baru dua 
yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa).   Sementara itu Amerika Serikat
yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan  untuk 
memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang 
sedang berkompetisi.
               Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda 
apakah  CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman
 dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, 
NTSC di Amerika dan Jepang,  rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan 
pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini. 
 
               Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu 
MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani 
standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. 
Untuk sinyal gambar dengan ketajaman  tinggi  (HDTV), sampai saat ini
 belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.
 
Negara Berkembang
 
               Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju
 dalam segala hal,  termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang 
infrastrukurnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan  adalah 
kompetisi. 
 
               Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang  yang 
infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran diatas)
, apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang
 sedang dikembangkan oleh bangsa maju dan kapankah HDTV tersebut layak 
diterapkan?
               Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju ,
kemungkinan membuat standar sinyal sendiri   hanyalah membuang waktu
dan dana. Namun demikian kalau mengikuti standar lain harus bagaimanakah? 
 
 
               Alangkah bijaksananya kalau negara berkembang bisa mempelajari
 sistem HDTV ini baik dari segi produksi, transmisinya, pesawat 
penerima bahkan sampai industri pembuatan komponen-komponen tersebut.
Karena tanpa bisa memproduksi , negara tesebut akan selalu bergantung.
 
               Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ?  
MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.
               Untuk menjawab pertanyaan ini  dan  sekaligus menyelesaikan 
persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya  
diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV 
tidak semata-mata teknologi televisi saja,  maka demi keterpaduan sebaiknya 
di dalam pengkajian , maupun pengembangannya  dilakukan oleh beberapa
instansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), 
Perguruan Tinggi, Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika
(INTI, LEN,National, Elektrindo) ,  Kementrian Industri dan Perdagangan 
(Indag), dsb-nya. 
    Sebagai contoh  keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk 
pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori
 oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-
industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi 
Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.
 
  Dengan dilaksanakan siaran secara langsung  melalui media televisi 
upacara  pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, 
meledaklah industri televisi di Jepang .
      Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah 
bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. , bahkan telah 
berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991).
      Yang menjadi harapan Jepang selanjutnya adalah bahwa pasaran 
Hi- Vison-nya (HDTV)  akan meledak pada pernikahan mahkota berikutnya
Naruhito dengan Masako Owada pada bulan Juni ini. Namun ini masih
menjadi pertanyaan karena harganya masih mahal (1.0 juta yen), sehingga
sampai akhir Mei ini jumlah pesawat penerimanya baru sekitar 10.000.
Para peneliti Jepang sedang berusaha habis-habisan untuk bisa mengeffisien-
kan komponen IC-nya sehingga diharapkan harganya menjadi murah.
 
               Contoh lain  adalah Korea Selatan, mereka tidak terburu-buru 
mengadakan penyelenggaraan-nya disaat standar belum mapan,
namun yang mereka kejar adalah bagaiamana memproduksi HDTV untuk bisa
di ekspor, sehingga  mereka mengirimkan ahli-ahli-nya yang bisa membu-
at HDTV ke Jepang , Eropa, Amerika. Kegiatan ini adalah merupakan konsorsium
dari pemerintah dan industri-industri terkait seperti Golden Star, Samsung ,
Daewo, Korean Telocom dsb-nya. 
 
               Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun 
1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 prosen diantara-nya dikeluarkan dari
kocek pemerintah. Target yang mereka harapkan adalah, konfigurasi dasar
(prototipe) akan selesai dilaksanakan pada tahun 1993, sedangkan secara 
ambisius pada tahun 1995 nanti bisa membuat produksi secara masal.
               Kelihatannya sangat netral dan beralasan sekali ,saran seorang 
mantan peneliti  dari NHK yang sekarang menjadi guru besar di salah 
satu perguruan tinggi  di Jepang, yang menyatakan bahwa kalau negara 
berkembang ingin mengembangkan sistem siaran HDTV, maka yang perlu 
dibenahi dulu antara lain  adalah , perbanyaklah ahli elektronika 
(pendidikan) dan yang terkait sehingga bisa membuat , menjalankan dan 
memasarkan industri elektronika secara mandiri. Menurut beliau  kalau 
ini dikerjakan mulai sekarang dengan  kerja keras (Gambate /bahasa 
Jepang),  mudah-mudahan penyelenggaraan sistem siaran HDTV ini bisa 
 dilaksanakan dalam  kurun 10 tahun yang akan datang.
 
Dikutip dari : http://www.fedu.uec.ac.jp/indonesia/data/Electrical/ELPOPULER/HDTV_STANDARDISASI

Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.

SEJARAH PENEMUAN TEKNOLOGI TV

Sejarah Televisi




Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)




Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.




TV ELEKTRONIK

Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.


TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.



TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

Dikutip dari : http://misteridigital.wordpress.com

Rabu, 04 Juni 2008

label film

Di Indonesia saat ini tidak ada aturan baku mengenai pelabelan terhadap titel-titel hiburan seperti acara televisi, film atau permainan. Walaupun mungkin ada, tetapi saya tidak melihat aturan-aturan tersebut ditegakkan. Dulu, setiap film yang diputar di bioskop memiliki rating: semua umur, 13 tahun ke atas atau 17 tahun ke atas. Walaupun demikian saya tidak pernah melihat aturan-aturan tersebut diikuti oleh para penonton, masih banyak penonton di bawah usia yang memasuki ruang bioskop yang memutar film dewasa. Dan akhir-akhir ini saya juga tidak melihat adanya pelabelan tersebut pada film-film yang diputar di bioskop.Jika bukan orang tua, siapa lagi yang dapat mengawasi jenis hiburan yang dikonsumsi oleh anak-anaknya? Jika anda memiliki anak, cobalah beri pengertian terhadap jenis-jenis pelabelan supaya anak anda dapat mengetahui titel-titel mana saja yang pantas dikonsumsi olehnya. Berikut ini adalah jenis-jenis pelabelan media hiburan yang perlu anda semua perkenalkan kepada anak-anak anda.Acara TelevisiBeberapa stasiun televisi saat ini menggunakan label pada acara-acara yang tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak di bawah umur. Label ini biasanya diletakkan pada pojok kiri atas atau kanan atas layar televisi. Sayangnya pelabelan ini dilakukan secara sukarela oleh stasiun televisi dan tidak ada standardisasi antara stasiun televisi.BO (bimbingan orang tua). Temanilah anak-anak anda dalam menonton acara televisi yang memiliki label BO. Berilah anak-anak anda informasi secukupnya selama mereka menonton acara televisi tersebut.DW, 17 atau 17+ (khusus dewasa). Jangan izinkan anak-anak anda yang masih di bawah umur (di bawah 17 tahun) untuk menonton tayangan yang memiliki label tersebut. Gantilah saluran televisi jika anak-anak anda tetap ingin menonton televisi.Film Pada DVD, VCD, Laserdisc atau Kaset VideoKebanyakan DVD dan VCD film yang beredar di pasaran saat ini tidak diimpor secara legal, sehingga proses masuknya titel-titel itu pun tidak melalui Badan Sensor Film. Walaupun demikian, sebagian besar titel-titel bajakan tersebut memiliki sampul yang sama dengan titel aslinya yang menyertakan pelabelan dari MPAA. Pada DVD, label biasanya diletakkan di bagian bawah dari sampul belakang DVD.Ada lima jenis pelabelan dari MPAA:G - General Audiences. Film ini dapat dinikmati oleh semua umur, termasuk anak anda.PG - Parental Guidance Suggested. Beberapa bagian tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak. Sebaiknya temani anak-anak anda selama menonton film ini.PG-13 - Parents Strongly Cautioned. Beberapa bagian tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak di bawah 13 tahun. Laranglah anak-anak anda yang di bawah 13 tahun untuk menonton film ini.Rated R - Restricted. Temanilah anak-anak anda yang di bawah 17 tahun selama menonton film dengan label ini.Rated NC-17. Laranglah anak-anak anda yang di bawah 17 tahun untuk menonton film dengan label ini.NR - Not Rated. Film ini belum sempat diberi label oleh MPAA. Carilah informasi mengenai label film ini dari situs web seperti IMDB sebelum mengizinkan anak anda menonton film ini. Jika tidak ada atau belum ada label, sebaiknya anda coba dahulu menonton tayangan ini sendiri tanpa anak anda atau hindari anak-anak anda menonton film ini.Film BioskopWalaupun sudah melalui penyensoran oleh Badan Sensor Film, tayangan-tayangan film di bioskop seringkali tidak menyertakan label. Untuk itu sebaiknya carilah dahulu informasi mengenai film ini di IMDB. IMDB memiliki informasi dari berbagai negara, dan terkadang pelabelan dari setiap negara berbeda-beda. Pilihlah pelabelan dari negara-negara yang memiliki kultur yang mirip dengan Indonesia, misalnya Singapura atau Malaysia.Video GamesKasus yang paling parah menurut saya adalah video game. Orang tua sepertinya masih berangggapan bahwa video game adalah jenis hiburan khusus anak-anak. Padahal sangat banyak titel-titel video game yang diperuntukkan untuk kalangan dewasa dan titel-titel ini sangat laku keras di kalangan anak-anak. Di Indonesia, titel-titel video game saat ini juga sama sekali tidak tersentuh oleh regulasi.Ada dua organisasi yang melakukan pelabelan pada video game, ESRB di Amerika Serikat dan PEGI di Uni Eropa.Pelabelan oleh ESRB dilakukan pada sampul depan dan sampul belakang video game. Pada sampul depan dicantumkan label misalnya ‘Teen’ pada bagian kiri bawah atau kanan bawah. Sedangkan pada sampul belakang dicantumkan keterangan lebih lengkap dari pelabelan tersebut pada kiri bawah atau kanan bawah. Pelabelan dari ESRB adalah:eC (Early Childhood): Isi video game ini cocok untuk anak-anak dari 3 tahun sampai 10 tahun.E (Everyone): Isi video game cocok untuk anak-anak 6 tahun ke atas.T (Teen): Isi video game cocok untuk 13 tahun atau lebih.M (Mature): Isi video game cocok untuk 17 tahun atau lebih.AO (Adults Only): Isi video game hanya cocok untuk orang dewasa, tidak cocok untuk orang di bawah 18 tahun.RP (Rating Pending): Produk ini belum diberi label oleh ESRB. Biasanya label ini diletakkan pada situs web atau iklan mengenai sebuah produk game yang belum dirilis

TUGAS BU ARI


MAGAZIN FILM






Magazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.

Sabtu, 31 Mei 2008

CAMERA MD 10000

     1. Menu yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:

Ø BASIC – Date/time => off

D/T

Date

Ø ADVANCE – Blank Search

Rec SPEED => LP/SP

Rec STDBY

Rec DATA

REPEAT PLAY

Ø SETUP – 12 BIT Audio => ST1

ST2

Audio Out => Stereo

L

R

Display – On

Off

Remot – Off

VCR1

VCR2

LCD Set – Yes


Ø LANGUAGE – ENGLISH CHINA

JEPANG ARAB

IRAN ESPAÑOL
     2. Langkah membersihkan head Kamera Panasonic MD 10000 :
Sediakan kaset mini DV cleaner terlebih dahulu.
Masukkan kaset tersebut ke kamera yang ingin dibersihkan.
Terlebih dahulu direwind, setelah itu diplay.
Tunggu sampai selesai.
Setelah selesai keluarkan kaset.
Kamera siap digunakan kembali.

     3. Zoom yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:

- 500 X digital ZOOM

- 10 X optical ZOOM

     4. Ada 7 konektor yang bisa terhubung dengan Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:

- Port DV

- Port Audio – Video: - Video

- Audio - L

- R

- Port S Video

- Port Speaker: - Input

- Output

     5. Langkah memasukkan kaset mini DV yang benar adalah:

a. Untuk membuka tempat kaset tekan dan dorong tombol yang terdapat pada atas tempat kaset tersebut.

b. Setelah tempat kaset terbuka, masukkan kaset dengan posisi lubang kaset menghadap ke dalam dan tanda panah yang berada di kaset menghadap ke bawah (↓).

c. Setelah itu tekan push yang berada di tempat kaset, kemudian tunggu sampai tempat kaset turun dan bunyinya berhenti.

d. Tutup pintu tempat kaset yang paling luar.

e. Dengan kaset yang sudah berada di dalamnya, maka kamera siap di gunakan untuk mengambil gambar.

Jumat, 25 April 2008

Merawat Daya Batery dan Stok Video Untuk Sebuah Shooting

Merawat Daya Batery dan Stok Video untuk Sebuah Shooting


DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mengkoordinasikan persediaan video dan
memelihara persediaan baterai dalam suatu
lingkungan yang tidak memiliki jaringan listrik.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengkoordinasikan materi stok video


1.1. Koordinasi dengan personil yang relevan dan
memahami dan memastikan persyaratan stok
video untuk pengambilan gambar.
1.2. Kepastian jadwal dan rasio pengambilan
gambar dengan personil yang relevan.
1.3. Pemilihan semua stok yang dibutuhkan dan
yang dapat digunakan dan yakinkan bahwa stok
tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhan skedul produksi.
1.4. Pemantauan stok yang ada berkaitan dengan
batas tanggal stok.
1.5. Kelengkapan semua permintaan stok yang
diperlukan dan dipastikan tersedia pada waktu
pembuatan film.
1.6. Penanganan dan penyimpanan stok video
untuk menghindari kerusakan dan perlindungan
terhadap lingkungan yang berisiko.
1.7. Kelengkapan dokumen dan labelisasi pita
kaset, menurut persyaratan perusahaan.
1.8. Kepastian semua peralatan dan stok tersedia
pada lokasi yang benar dan pada waktu
pembuatan film.
1.9. Pencatatan pengambilan gambar dan
urutannya dengan melengkapi lembar laporan
kamera dengan cermat.
1.10. Dokumentasi stok yang digunakan untuk
produksi dan stok untuk pengambilan gambar
kesimpulan.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Merawat Daya Batery dan Stok Video untuk Sebuah Shooting
1.11. Pemantauan stok dan pemberitahuan personil
terkait untuk memastikan bahwa stok masih
cukup tersedia jumlahnya selama produksi

02 Mengatur kode waktu

2.1. Pengaturan kode waktu menurut instruksi
perusahaan.
2.2. Pemilihan dan pengaturan jenis kode waktu
menurut persyaratan setelah produksi.
2.3. Pengaturan kode waktu dengan disinkronkan
dengan peralatan lain bilamana perlu.

03 Menyiapkan, mencatat videotapes dan memeriksa citra video

3.1. Pemeriksaan tape tanda gambar yang rusak
atau kotor sebelum di rekam.
3.2. Penyiapan videotape dengan marka dan nada
dan pemutaran kembali tape untuk memeriksa
rekaman.
3.3. Pemberian label semua kaset dengan cermat.
3.4. Pencatatan dan pengecekan video tape dalam
kamera untuk perekaman.
3.5. Kesiapan pengambilan gambar dengan personil
terkait.

04 Mengisi dan memelihara batery selama pembuatan film

4.1. Kepastian bahwa persediaan batery cukup dan
ada.
4.2. Battery yang akan digunakan telah diisi cukup.
4.3. Pengisian batery menurut rekomendasi
perusahaan.
4.4. Batery dicharge sehingga memenuhi
persyaratan pengambilan gambar.
4.5. Labelisasi batery menurut statusnya.

BATASAN VARIABEL


1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi – interior
1.2. Pada lokasi – eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari

2. Pembuatan gambar meliputi:

2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi

3. Jenis produksi meliputi:

3.1. Electronic Field Production (EFP)
3.2. Electronic News Gathering ENG)
3.3. Feature film
3.4. Dokumenter
3.5. Film pendek
3.6. Produksi beranimasi
3.7. Iklan
3.8. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan
3.9. Video musik
3.10. Program televisi dengan segala jenisnya: musik, komedi, variety show,
olah raga, dll

4. Pengoperasian kamera meliputi:
4.1. Pengoperasian dengan tangan
4.2. Alat pendukung
4.3. Kamera statis
4.4. Lensa zoom

5. Peralatan meliputi:
5.1. Kamera
5.2. Lensa
5.3. Pencahayaan
5.4. Peralatan efek khusus
5.5. Pendukung kamera misal alat tempel, crane, dolly track, penyangga
kamera

6. Jenis batery meliputi:
6.1. Ni-Cad
6.2. Lead
6.3. Acid

7. Keseimbangan meliputi:
7.1. Keseimbangan warna hitam
7.2. Keseimbangan warna putih

8. Personil yang relevan meliputi:
8.1. Supervisor
8.2. Kepala bagian
8.3. Operator kamera
8.4. Pemilik perusahaan
8.5. Pengarah fotografi
8.6. Sutradara
8.7. Produser
8.8. Crew
8.9. Pengarah teknik
8.10. Staf teknik lain
8.11. Staf spesialis lain
8.12. Manager studio

9. Laporan dapat:
9.1. Dibuat dengan komputer
9.2. Tulisan tangan

10. Dokumentasi meliputi:
10.1. Formulir permintaan stok
10.2. Laporan kesalahan
10.3. Pemberian label video dan batery
10.4. Daftar pengambilan gambar
10.5. Naskah
10.6. Jadwal produksi
10.7. Lembaran jalan

Senin, 14 April 2008

pUzLe


Senin, 24 Maret 2008

Langkah-langkah membuat header di blogspot

1. buat gambar dengan ukuran 800 x 200 pixel atau menurut keinginan anda,
gambar bisa dibuat di Corel atau photoshop,simpan dengan format jpg
2. simpan gambar kamu di tempat yang mudah terjangkau.
3. biasa buka blog kamu terus masuk n isi email n password/sandi terus sign in
4. pilih Layout Elemen Halaman
5. Header klik tulisan editnya
6. muncul Mengkonfigurasikan Header
7. di gambar kamu pilih gmabar dari komputermu
8. pilih selain judul dan keterangan (supaya Judul n Deskripsi blog gak kelihatan)
9. centang susutkan agar pas
10. Simpan Perubahan
11. lihat blog kamu dah berubah belum?

Type Of Shout
*ECU(Extreme Close Up)Teknik pengambilan gambar dg framing lebih memusat pada objek/bagian tubuh yg mendukung informasi dalam alur cerita.

*CU(Close Up)Adalah pengambilan gambar,dimana kamera berada dekat dgn subyek shingga gambar yang di hasilkan memenuhi "FRAME".

*MCU(Medium Close Up)Adalah pengambilan gambar dengan komposisi Framing subyek lebih jauh dari close up,tetapi lebih dekat dari medium shot

*MS(Medium Shot)MS merupakan teknik merekam gambar kurang lebih setengah badan.Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan detail subyek & memberi ruang pandang.

*FS(Full Shot)FS memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subyek secara utuh dari kepala hingga kaki.

*MLS(Medium Long Shot)Framing kamera dgn mengikutsertakan setting sbg pendukung suasana.

*LS(Long Shot)LS merupakan shot dengan ukuran framing yg memiliki ruang pandang lebih lebar dari MLS.

*ELS(Extreme Long Shot)Pengambilan gambar shg artis/subyek hampir tidak terlihat.Disini setting ruang sangat berperan,dimaksudkan untuk mempertegas/membantu imaginasi ruang cerita.

Camera AngLe
CA merupakan teknik pengambilan dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose adegan.1.Bird Eye ViewAdalah merekam gambar dari sudut atas ibyek sehingga obyek terlihat dari bagian atas.2.Frog Eye LevelKebalikan dari high angle/BEV yaitu mengambil gambar dari sudut bawah3.Eye Level/profil ShotAdalah standar pengambilan gambar dengan ketinggian relatif sedang.Artinya kamera memiliki ketinggian yang hampir sama dgn obyek.4.Artificial shotAS dimaksudkan utk memperindah shot,shg lbh bernuansa seni.AS biasanya digunakan utk mengambil suasana alam terbuka.Pemberian aksen dedaunan atau rumput di depan lensa mengesankan gambar terlihat dinamis.5.Back Light ShotAdalah pengambilan gambar yang dilakukan dgn posisi kamera berhadapan secara frontal dgn sumber cahaya di depannya.Shg memungkinkan terekamnya Siluet Talent.

Rabu, 12 Maret 2008

My sailormoon

Kamis, 06 Maret 2008

JENIS - JENIS PRODUKSI FILM

Film Dokumenter (Documentary Film)

Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.

Film Cerita Pendek (Short Film)

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.Film Cerita Panjang (Feature – Length Film)Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara eksplisit’, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.

Senin, 03 Maret 2008

Tugas Bu Ari Triyanti

Nama : Eka Rochayati
Kelas : 1 Multimedia 2
No.absen : 9

Jenis-jenis produksi :

  1. Feature film : rangkaian tayangan visual yang menggambarkan bagian dari naskah film.
  2. Produksi animasi : bagian yang memiliki tugas membuat,mengolah,dan memperbanyak animasi.
  3. Komersial (iklan) : semua bentuk aktivitas untuk menghindarkan dan mempromosikan ide,barang/jasa secara non personal yang dibayar oleh seponsor tertentu.
  4. Dokumenter : film yang mendokumentasikan kenyataan.

Jumat, 22 Februari 2008

Tugas Pak Moko 2


Product Description
Itme No.:GD-BP511

Voltage:7.2V
Capacity:1300mAh
Type:Li-ion
Work with:
- DM-MV30, MV400, DM-MV400, MV400i, DM-MV400i, MV430i
- DM-MV430, MV500, DM-MV450, MV500i, DM-MV450i, MV530i
- DM-MVX1i, MV550i, EOS Digital Rebel, MV600, EOS-10D, MV600i
- EOS-300D, MV630i, PowerShot Pro90 IS, ZR-50MC, Pro90 IS
- ZR-60, PV130, ZR-65MC, ZR-10, ZR-70MC, ZR-20, ZR-25MC, ZR-30MC
- ZR-40, ZR-45, ZR-45MC, ZR-50

Trademark: Golden dragon

Jumat, 15 Februari 2008

Tugas Pak Moko


Camere video Sony DCR-SR30 PAL, Handycam format HDD, Obiectiv / lentile Carl Zeiss Vario-Tessar, Senzor Advanced HAD CCD de 800k, Ecran LCD 2.5" Hibrid LCD, tactil, Suport inregistrare: Hard disk integrat de 30 GB (timp de inregistrare maxim de 21 de ore), Zoom optic / digital 20x / 800x, Autonomie baterie: pana la 7 ore, Dimensiuni (mm) / greutate (g) 69 x 71 x 117 / 390, Dolby Digital AC3 (2 Channel) cu microfon, incorporat, Difuzor incorporat, Sistem de protectie pentru hard disc cu senzor 3G si memorie tamponMod 746K Pixels (16:9), 1000K Pixels (4:3), Multi AV (Analog OUT, S-Video Out) Auto Lens Cover, USB 2.1 ; Functii speciale : Super Steady Shot, Super NightShot Plus, Wide selection Button, Talpa interfata activa, Terminal USB 2.0, Inscriptionare DVD la o singura atingere, Copiere de siguranta usoara pe PC cu sincronizare, Se sincronizeaza automat cu PC-ul pentru a detecta datele adaugate de la ultima inscriptionare pe DVD sau copie de siguranta; Continut pachet: Adaptor CA, Cablu AV multifunctional, Set acumulator NP-FP50, Cablu USB, Driver USB, Handycam Station, Pachet Software. 2 ani garantie.

BIODATAKU

Nama :Eka Rochayati
Sekolah : smk negeri 1 cilacap